Nokia E7, Titisan Sang Communicator
Jakarta - Masih ingatkah akan kejayaan Nokia Communicator masa lalu? Nokia 9000 (1996), Nokia 9110 (1998), Nokia 9210 (2001), Nokia 9500 (2004) dan yang terakhir Nokia E90 (2007) yang kala itu mampu membius kelas pekerja kantoran yang rela mengantri saat penjualan perdananya.
Walau namanya meredup, namun Nokia berusaha menghadirkan rasa communicator lama dengan balutan teknologi baru. Inilah Nokia E7, titisan sang Communicator.
Dari sisi tampilan, E7 tampak seperti campuran antara N8 dan N97 Mini. Seluruh body dan sudutnya memang mirip N8, tetapi dengan gaya keypad qwerty slide yang merupakan penyempurnaan dari Nokia N97 Mini.
Keypad ini cukup empuk saat ditekan, tak seperti N97 Mini yang kurang bisa digunakan untuk mengetik cepat.
Ketika pertama kali dipegang, ponsel bisnis ini memiliki bobot yang tergolong berat untuk ukuran ponsel Nokia. Kendati demikian, justru inilah yang membuat ponsel ini mantap untuk digenggam.
Diposisikan sebagai ponsel bisnis dan multmedia, E7 memiliki sejumlah keunggulan. Sebut saja Ovi Maps versi terbaru yang sudah menyediakan navigasi gratis berbasis suara, konektivitas output HDMI yang bisa mengubungkan E7 ke proyektor atau TV, serta USB on the Go. Belum lagi fitur Office dari Microsoft.
Desain Nokia E7
Ponsel ini dilengkapi layar sebesar 4 inch dengan teknologi OLED. Jika diperhatikan, E7 memiliki kontras yang cukup baik, jika dikombinasikan dengan casing warna silvernya.
Untuk tampilannya sama seperti N8, pengguna bisa mengganti display secara vertikal atau horizontal sesuai posisi ponsel.
Layaknya desain pada iPhone, Nokia E7 hanya memiliki sebuah tombol fisik yang terletak di tengah ponsel yang berfungsi sebagai tombol menu.
Untuk urusan konektivitas, E7 dilengkapi sebuah port HDMI, USB on the go, serta jack audio 3.5 mm. Nah, bagi para penikmat multimedia, Nokia juga memberi sebuah kabel HDMI untuk menghubungakn E7 ke perangkat seperti proyektor dan TV.
Dengan menggunakan OS Symbian^3, seluruh penyempurnaan dari ponsel bisnis sebelumnya ada di produk ini. Dengan 3 halaman home-screen, pengguna pun bisa melakukan kostumisasi sesuai karakter mereka. Sayangnya walau sudah menggunakan teknologi sentuhan layar kapasitif, E7 masih sedikit terasa kurang responsif dibanding Android, iPhone dan WP7.
Tampilan dan Kesan Pertama
Menurut detikINET, ponsel ini layak digunakan para pengguna communicator sebelumnya. Namun jika digunakan pengguna yang tidak biasa memakai Nokia, rasanya handset ini tetap terkesan lamban dan kurang responsif dari sisi softwarenya.
Jika anda bukan Nokia fan boy, pasti sedikit repot menggunakan ponsel yang berbobot sedikit berat, harus membuka menutup qwerty slide, serta memahami UI Symbian^3 yang baru. Namun justru itulah diferensiasi ponsel qwerty touchscreen yang disuguhkan pabrikan Finlandia ini.
Jika disandingkan dengan HTC Desire Z dengan sense UI-nya sebagai sesama ponsel qwerty slide, handset ini masih kalah responsif. Namun jika disandingakan ponsel Nokia terdahulu jelas E7 jawaranya.
Terlebih kini Symbian^3 hadir dengan tiga halaman home-screen, serta penyempurnaan beberapa fitur Nokia seperti Ovi Maps terbaru.
Performa Sang Communicator Baru
Lantas bagaimana performanya saat digunakan sebagai ponsel bisnis dan multimedia?
Pertama-tama detikINET harus mengakui layar ponsel ini sangat pas untuk melakuakan kegiatan seperti berkirim email, mengetik dokumen, mengambil foto, dan serangkaian urusan kantoran lain. Dengan lebar 4 inch, ponsel ini pas saat digunakan untuk bekerja sembari melakukan panggilan dengan eksternal speakernya. Urusan multi-tasking, E7 bisa diandalkan.
Sebagai ponsel multimedia, E7 bisa dibilang di atas rata-rata. Dengan internal memory 16 GB, pengguna bisa menyimpan ratusan koleksi video serta lagu-lagu favorit mereka. Sayang ponsel ini tak dibekali eksternal memori.
Tak seperti saudara sepupunya yakni Nokia N8, ponsel ini hanya memiliki kamera sebesar 8 megapixel. Urusan performa kamera E7 jelas bukan tandingan N8. Ponsel ini sepertinya tak terlalu responsif dalam urusan autofokus. Tapi saat digunakan di luar ruangan, hasil gambar melalui mata 8 megapixelnya bisa diandalkan.
Secara default Nokia E7 juga dibekali aplikasi hiburan bawaan seperti widget BBC, CNN video, YouTube, serta aplikasi trailer movie dari Paramount.
Nokia E7 juga memiliki kualitas speaker yang 'tajam' namun sedikit kasar. Saat dijajal detikINET untuk memutar film dengan format mp4 beresolusi 720p, suara noise dan ambience film sedikit lebih menonjol ketimbang suara orang yang berbicara. Namun saat digunakan untuk memutar file mp3, rasanya ponsel ini sudah cukup walau menggunakan earphone kelas low-end. Pengguna pun bisa merubah equalizer audio di dalamnya.
Dengan daya 1200 mAh, Nokia mengklaim ponsel ini memiliki waktu bicara sekitar 9 jam. Ketika dijajal detikINET, ponsel ini mampu bertahan selama 1 hari dengan sekali charge ketika digunakan online sewajarnya.
Kelebihan Nokia E7:
+ HDMI out
+ USB On The Go
+ Video Rekam HD
Kekurangan Nokia E7:
- Slot SIM card sedikit ribet
- Bobot sedikit berat
- Tanpa slot memori eksternal
Kesimpulan:
Nokia E7 merupakan ponsel yang ditujukan bagi kalangan pebisnis. Walau demikian ia memiliki desain yang cukup stylish. Sebagai penunjang keperluan bisnis, handset ini memiliki Microsoft Exchange, serta Office Communicator Mobile.
Dengan dukungan OS terbaru Symbian^3, saat ini Nokia E7 merupakan handset Nokia yang paling layak dimiliki. Apalagi dengan dukungan layar OLED 4 inch, yang dilengkapi teknologi anti gores Gorilla Glass.
Nah, bagi para 'pewaris' Communicator masa lalu, sudah pasti ponsel ini sangat layak sebagai update dari produk-produk Communicator lama Nokia. Rasanya ponsel ini tak terlalu mahal jika dibanderol seharga Rp 5.999.000.